Rabu, 13 Februari 2013

PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL : 4 SEKTOR PELAKU EKONOMI
SEJARAH PENDAPATAN NASIONAL


PENGERTIAN Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima olehmasyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Lipsey dan Steiner mendefinisikan Pendapatan Nasional sebagai nilai dari seluruh produk yang di hasilkan oleh seluruh pelaku ekonomi dalam suatu negara selama satu tahun. Nilai yang di maksud dalam perhitungan pendapatannasional adalah nilai jual, dengan sendirinya termasuk pajak-pajak yang timbul atas transaksi penjualan barang/jasa tersebut. Pendapatan nasional dapat  juga di sebut sebagai Produk Nasional. Produk nasional mengindikasikan nilai jual dari seluruh produk yang di hasilkan, sedangkan Pendapatan Nasional mengindikasikan jumlah yang di bayarkan oleh seluruh pelaku ekonomi untuk menghasilkan produk tersebut. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Pendapatan Nasional adalah pendapatan bersih seluruh warga Negara dari suatu negara selama satu tahun
PENDAPATAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Karena pendapatan nasional adalah nilai dari seluruh produk yangdihasilkan oleh seluruh pelaku ekonomi dalam suatu negara, maka besar  atau kecilnya pendapatan nasional dapat di lihat sebagai gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat di negara yang bersangkutan.  Penghitungan pendapatan nasional di lakukan setiap tahun, untuk mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu pemerintah selaluberusaha untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional. Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang hanya diukur dengan pendapatan nasional tidak linier atau tidak berkorelasi positif dengan kesejahteraan masyarakatnya. Pendapatan nasional yang meningkat dari tahun ketahun belum tentu diikuti dengan meningkatnya  kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat pada umumnya akan ikut meningkat, jika meningkatnya pendapatan nasional diikuti oleh pemerataan di antarapenduduknya. Oleh karena itu, seharusnya sasaran pemerintah tidak hanyapada meningkatnya pendapatan nasional, melainkan harus diikuti dengan upayapemerataan. Hal-hal yang menyebabkan tidak paralelnya konseppendapatan nasional dengan kesejahteraan masyarakat,  
PENDEKATAN PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Lipsey dan Steiner mengemukakan bahwa penghitungan PendapatanNasionaldapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu Pendekatan Pengeluaran (pengeluaran uang dari rumah tangga ke perusahaan), dan Pendekatan Produksi (nilai produk seluruh perusahaan yang diserahkan kerumah tangga). BPS juga menerapkan dua pendekatan tersebut. Tidak ada perbedaan hasil penghitungan dari dua pendekatan ini karena kedua pendekatan tersebut sebenarnya menghitung besarnya aliran pendapatan yang sama. Perbedaannya hanya karena titik aliran tempat melakukan penghitungan. dapat diketahui bahwa sebenarnya terdapat empat pendekatan. Dengan demikian selain dua pendekatan tersebut masih terdapat dua pendekatan lagi, yaitu : Pendekatan Biaya Faktor Produksi dan PendekatanPendapatan. Secara akuntansi, dari empat pendekatan tersebut seharusnya menghasilkan angka yang sama.
METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DIINDONESIA
BPS menghitung pendapatan nasional melalui dua pendekatan, yaitu PendekatanProduksi dan Pendekatan Pengeluaran, yang keduanya menghasilkan jumlah yang sama. Dengan Pendekatan Produksi, dijumlahkanseluruh nilai produksi yang dikelompokkan ke dalam sembilan lapangan usahayang meliputi
(1)                      Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan,
(2)                      Pertambangan dan Penggalian,
(3)                      Industri Pengolahan,
(4)                      Listrik, Gas, dan Air Bersih,
(5)                      Bangunan,
(6)                      Perdagangan, Hotel, dan Restoran,
(7)                      Pengangkutandan Komunikasi,
(8)                      Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan
(9)                      Jasa-jasa. Sedangkan dengan Pendekatan Pengeluaran
dihitung pengeluaranmenurut jenis pengeluaran sebagaimana yang lazim dirumuskan dalam bentuk
Y = C + I + G + (X – M), dimana:
Y = PDB                                 G =Belanja pemerintah
C =Belanja konsumsi              X = Ekspor 
I =Belanja investasi                M = Impor 

Untuk ini BPS mengelompokkan pengeluaran (belanja) ke dalam enam  jenis pengeluaran karenaI (investasi) dipisah ke dalam dua kelompok, yakni  
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto dan Perubahan Stok (persediaanbarang). Dengan demikian pengelompokan jenis pengeluaran menurut BPSmeliputi:

(1) Konsumsi Rumah Tangga,
(2) Konsumsi Pemerintah,
(3) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto,
(4) Perubahan Stok,
(5) Ekspor Barang/Jasa, dan
(6) Impor  Barang/Jasa.
Dalam menghitung PDB pendekatan produksi, yang dihitung adalah nilai tambah bruto yang diberikan oleh perusahaan dalam proses produksinya. Nilai tambah tersebut diperoleh dari perkalian jumlah produksi dengan harga barangyang bersangkutan, selanjutnya dikurangi dengan biayaantara, yakni nilai bahanyang dipergunakan dalam proses produksi. PDB adalah jumlah dari nilai tambahbruto (belum dikurangi penyusutan alat produksi) dari seluruh pelaku ekonomi didalam negeri selama satu tahun. Karena PDB hanya menghitung nilai produk didalam negeri, maka di dalam PDB termasuk pendapatan warga negara asing didalam negeri, tetapi belum termasuk pendapatan warga Negara sendiri di luar negeri (perhatikan hierarki perhitungan di atas). Data tersebut dikumpulkan olehkantor-kantor statistik di kabupaten/kota yang selanjutnya dikompilasi oleh BPS pusat.

CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL: CARA PENDAPATAN
Pendapatan nasional dihitung dari seluruh pendapatan yangditerima pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada rumahtangga produsen selama satu tahun
Formula : Y = r + i + w + p
Dimana :  Y : Pendapatan Nasional
r :sewa tanah/alam
i : bunga modal (netto)
w :upah TKp : laba pengusaha/skill
OVERVIEW PERHITUNGAN GDP
PENDEKATAN PENGELUARAN                                        PENDEKATAN PENDAPATAN
Komponen GDP                                                                  Penghasilan/ biayasebagai sumber GDP
Konsumsi (C)                                                                      Upah, gaji dan pendapatantenaga kerja lainnya
+Investasi domestik bruto (I)                                             +Bunga, sewa dan pendapatanproperty lainnya +Pembelian barang dan jasaoleh pemerintah (G)                                                                   +Pajak tidak langsung
+Ekspor neto (X - M)                                                        +Penyusutan
                                                                                           +Profit
== Gross Domestic Product                                           == Gross Domestic Product 

CARA PERHITUNGANPENDAPATAN NASIONAL: CARAPENGELUARAN
Jumlah pengeluaran secara nasional atas barang-barang jadi dan jasa yang di dihasilkan dalam suatu perekonomian dalam jangkawaktu satu tahun.
Formula :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional
C :Pengeluaran konsumsi
I : Pengeluaran investasi
G :Government Expenditure
X :Ekspor 
M :Import
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
·      Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
·      Produk Nasional Bruto (GNP), Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
·      Pendapatan Nasional Neto (NNI), Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
·      Pendapatan Perseorangan (PI), Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
·      Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI), Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.




1 komentar: